Anda yang menyukai sebuah film dari jalan ceritanya - bukan dari ilusi CGI atau paha dan dada yang dimiliki aktris utamanya -Pasti menyukai film-film (Pertama) dari sutradara bernama M Night Syamalan.
Ok lupakan sejenak kalau nama itu membuat kita semua kecewa karena film-filmnya belakangan ini sangat mengecewakan (Kalau tidak boleh menyebutkan jelek). Dan lupakan pula perbuatannya yang membuat sang pengendali udara Aang terlihat sangat kaku di proyek ambisiusnya The Last Airbender. Sekali lagi saya mengajak anda melupakan semua ke-khilaf-annya.
Karena sebelum nama itu terjebak di film-film tidak layak tonton itu, dia telah memberi kita beberapa karya yang tidak mudah kita lupakan. The Sixth Sense, The Village, dan The Unbreakable merupakan Film - film yang melambungkan namanya sebagai seorang sutradara yang cerdas dalam menjalin benang - benang cerita menjadi sebuat kain film yang tak hanya menghibur, tapi juga menguras emosi penonton.
Karena sebelum nama itu terjebak di film-film tidak layak tonton itu, dia telah memberi kita beberapa karya yang tidak mudah kita lupakan. The Sixth Sense, The Village, dan The Unbreakable merupakan Film - film yang melambungkan namanya sebagai seorang sutradara yang cerdas dalam menjalin benang - benang cerita menjadi sebuat kain film yang tak hanya menghibur, tapi juga menguras emosi penonton.
Kita juga patut berterimakasih kepadanya telah memperkenalkan sebuah twist ending. Dimana setelah sukses The Sixt Sense banyak bermunculan sebuat film yang berending Twist. Ingat The Other, Memento , dan banyak lagi.
Entah kehabisan ide atau apa, setelah itu Syamalan menghasilkan fil - film yang mengecewakan seperti The Happening, Lady in The Water, atau mungkin The Sign. Untuk The Sign mungkin tidak bisa dikatakan mengecewakan walau tidak bisa pula dikatakan memuaskan. Yang jelas saat itu kritikus film menyebut Syamalan sebagai sutradara yang makin sering membuat film makin jelek. Sebuah ironi memang mengingat apa yang ia lakukan di The Sixt Sense dan The Village.
Tapi seperti yang saya sebutkan sebelumnya, mari kita lupakan semua yang telah di lakukan Syamalan. Kita lihat saja apa yang akan dilakukannya beberapa tahun kedepan dengan proyek trilogi terbarunya bertajuk The Night Chronicles. Dengan Film pembuka Devil.Sebagai pembuka trilogi, Devil mampu memperkenalkan jika trilogi ini layak anda nikmati. Walau Syamalan hanya sebagai Produser dan tidak bertindak sebagai sutradara - kursi sutradara dipercayakan pada John Erick Dowdle, orang dibalik suksesnya film remake Quarantine-, kita wajib memberi kredit pada Syamalan karena akhirnya dia kembali dengan ide-ide ceritanya yang bagus - bukan mengadaptasi film kartun idola saya -.
Kualitas Devil sebenarnya masih dibawah The Sixth Sense. Tapi setidaknya Syamalan telah memberikan jawaban dari kritik yang selama ini menimpanya.
Seperti jalan cerita film - film Syamalan lainnya, Devilpun memilik jalan cerita yang unik. Film diawali dengan kutipan ayat di alkitab tentang iblis. Yang menjadi landasan film ini.
Seperti jalan cerita film - film Syamalan lainnya, Devilpun memilik jalan cerita yang unik. Film diawali dengan kutipan ayat di alkitab tentang iblis. Yang menjadi landasan film ini.
Detective Bowden (Chris Messina) menangani kasus bunuh diri yang terjadi di sebuah jalan di philadelphia. Yang membawanya ke sebuah gedung tempat kejadian perkara. Nah ternyata di gedung inipun ada suatu masalah, dimana 5 orang terjebak di dalam Lift ekspress ( tidak ada pintu keluar di lantai sebelum lantai 23 ). Ke-5 orang itu adalah Mechanic (Logan Marshall-Gr), Old woman (Jenny O'hara), Young woman (Bojana Novakkovic), Guard (Bokeem Woodbine), dan Salesman (Geoffrey Arend). Dan sepanjang film mereka menemui ajal-di bunuh- di dalam lift secara bergantian dengan cara yang berbeda dan pembunuh yang belum mereka ketahui .
Kisah berikutnya berjalan cukup cepat hingga tak terasa film telah mendekati akhir. Detektive Bowden harus bertarung dengan waktu sebelum kelima orang itu terbunuh semua sembari berpikir keras untuk menemukan jawaban yang logis dari pembunuhan berantai di lift itu.
Membaca judulnya, mungkin sebagian dari kita menganggap jika film ini hanya tentang penampakan - penampakan Iblis. Well, jika anda berpikiran seperti itu anda salah. Karena di film ini anda akan melihat sebuah cerita yang tidak hanya bagus namun juga sangat menegangkan. Mungkin bagi anda pecinta kisah - kisah detektive, saya jamin anda akan merasa nyaman duduk di depan layar untuk menonton film ini. Karena disamping menceritakan tentang Iblis, film inipun menyisipkan kisah misteri ala sherlock holmes di dalamnya,walaupun pada akhirnya tetap sang iblislah yang menjadi pelakunya. Ups koq jadi jauh ya pembicaraan saya tentang jalan cerita. Mungkin saya akhiri saja cerita saya tentang jalan cerita film menegangkan ini, karena saya takut anda jadi tahu ending film ini dan menyalahkan saya karena saya menceritakannya sehingga anda tidak merasakan apa itu yang namanya "penasaran" yang saya alami sepanjang film diputar.
Well menurut pendapat pribadi saya. Menonton film dengan genre seperti ini, ibarat kita melakukan perjalanan di jalan yang berliku, dimana di tiap belokan akan ada kejutan yang menunggu kita. Dan ini memberi efek domino bagi otak kita untuk menghampiri (atau lebih tepatnya 'menunggu') kejutan itu. Namun sayang, ending film ini saya nilai terlalu sederhana padahal menurut saya sutradara (atau penulis sekenario) bisa lebih mengembangkan emosi dai detektive bowden di akhir film. Namun untuk urusan akhir dari semua pembunuhan berantai di lift dan siapa yang melakukan (membunuh) semua ini sangat tidak terduga, khas Syamalan di film-filmnya yang bagus.
Terakhir dan terpenting, bagi anda penggemar Syamalan yang kecewa dengan apa yang telah ia lakukan belakangan ini, mungkin inilah permintaan maaf dari sang raja Twist ending ini. So jangan lewatkan film terbarunya ini walau anda telah sering dikecewakan oleh film - film barunya.karena saya jamin anda tak akan dikecewakan (lagi).
Dan bagi anda yang tidak menyukai syamalan, film ini tetap harus anda tonton karena ketegangan yang di hadirkan lebih nyata dibandingkan robot-robot yang beraksi ditengah percintaan cowok culun dan cewek seksi.
Dan bagi anda yang tidak menyukai syamalan, film ini tetap harus anda tonton karena ketegangan yang di hadirkan lebih nyata dibandingkan robot-robot yang beraksi ditengah percintaan cowok culun dan cewek seksi.
0 komentar:
Posting Komentar
masukan nama anda di Name/URL